cover
Contact Name
Agus Eka Aprianta
Contact Email
penerbitan@isi-dps.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
penerbitan@isi-dps.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Segara Widya: Jurnal Penelitian Seni
ISSN : 23547154     EISSN : 27988678     DOI : -
Core Subject : Art,
The journal presents as a medium to share knowledge and understanding art, culture, and design in the area of regional, national, and international levels. The journal accommodates articles from research, creation, and study of art, culture, and design without limiting authors from a variety of disciplinary/interdisciplinary approaches such as art criticism, art anthropology, history, aesthetics, sociology, art education, and other contextual approaches.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. 5 (2017): November" : 8 Documents clear
Tipe Kesalahan Berbahasa Dalam Skripsi Mahasiswa Institut Seni Indonesia Denpasar A.A. Trisna Ardanari Adipurwa; Ni Made Haryati
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 5 (2017): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.618 KB) | DOI: 10.31091/sw.v5i0.185

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencatat dan mengklasifikasikan kesalahan berbahasa dalam skripsi mahasiswa ISI Denpasar berdasarkan tipe kesalahan berbahasa. Kemudian, data tersebut dianalisis untuk diketahui penyebab-penyebabnya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data diperoleh melalui metode simple random sample dengan teknik pengambilan data yaitu dokumentasi dan teknik catat. Hasil penelitian ini mencakup dua hal.  Pertama, kesalahan berbahasa yang ada dalam skripsi mahasiswa ISI Denpasar dikelompokkan menjadi empat tipe yaitu 1) kesalahan ejaan, 2) kesalahan morfologi, 3) kesalahan sintaksis, dan 4) kesalahan paragraf. Kedua, penyebab kesalaahan berbahasa dari masing-masing tipe (ejaan, morfologi, kalimat, dan paragraf) tersebut adalah ketidakcermatan, interfensi, dan ketidakpahaman pemakai bahasa mengenai kaidah berbahasa.The purpose of this research is to record and classify the mistake of language in student's thesis ISI Denpasar based on error type of language. Then, the data is analyzed for known causes. This research is a qualitative descriptive research. Source of data obtained through simple random sample method with data retrieval technique that is documentation and technique note. The results of this study include two things. First, the existing language errors in the ISI Denpasar student's thesis are grouped into four types: 1) spelling mistakes, 2) morphological errors, 3) syntactic errors, and 4) paragraph errors. Second, the causes of language abnormalities of each type (spelling, morphology, sentences, and paragraphs) are the language's inadequacy, interference, and misunderstanding of the language rules.
Ilustrasi Penari Legong Pada Media Komunikasi Visual Gerakan Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa Agus Ngurah Arya Putraka; I Putu Udiyana Wasista
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 5 (2017): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.662 KB) | DOI: 10.31091/sw.v5i0.186

Abstract

Pemilihan ilustrasi pada suatu media komunikasi visual sangat mempengaruhi kesan dan pesan dari media tersebut. Beberapa desainer berusaha untuk menggunakan berbagai ilustrasi agar sesuai dengan konsep yang digunakan sebagai acuan dalam merancang suatu media komunikasi visual. Begitu juga dengan pemilihan ilustrasi penari Legong pada media komunikasi visual gerakan Bali tolak reklamasi teluk Benoa, tentunya desainer ingin berusaha menyampaikan suatu kesan dan pesan tertentu dengan menggunakan ilustrasi penari Legong tersebut. Penulis mengangkat kasus ini dengan harapan agar kedepan hasil penelitian ini dapat menjadi suatu temuan ilmiah dan berguna untuk penelitian berikutnya, serta sebagai refrensi dalam mengkaji makna yang terkandung pada ilustrasi penari Legong dari media komunikasi visual gerakan Bali tolak reklamasi teluk Benoa ini baik dari segi makna denotatif dan makna konotatif.  Adapun metode yang akan digunakan dalam proses penelitian ini ialah dengan metode pengumpulan data kualitatif, dengan pengumpulan data primer dan skunder, kemudian menganalisa kedua sumber data tersebut sehingga akan didapat suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan.  Sehingga pada akhirnya kesimpulan dari penelitian dapat digunakan sebagai refrensi ilmiah dan sebagai bahan ajar untuk kegiatan perkuliahan pada Jurusan/Program Studi Desain Komunikasi Visual.The selection of illustrations in a visual communication media would greatly affect the impression and massage from the media, some designers try to use various illustrations to fit the concept used as a reference in designing a visual communication medium, as well as the selection of illustrations of Legong dancers on the visual communication media Bali movement rejects reclaimed bay of Benoa, of course designers want to try to convey a certain impression and massage by using the illustration of the Legong dancer.  The outhors raised the case wuth the hope that the future of this study can be a scientific and useful find for subsequent research, and as a refrence in reviewing the meaning contained in the illustration legong dancer from the  visual communication media Bali movement reject the reclamation of this bay of Benoa both in term of denotative meaning and connotative meaning. As for method that will be used in this research process is with qualitative data collection method, with primary and secondary data collection, then analyze the two data sources so that will get a reliable conclusion. So in the end the conclusions of the research can be used as a scientific refrence and as teaching materials for lectures in the major/programs of visual communication design.
Elemen Visual pada Iklan Fiat 500 Karya Dave Hill Wahyu Indira; I Putu Arya Janottama
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 5 (2017): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (532.965 KB) | DOI: 10.31091/sw.v5i0.187

Abstract

Beriklan merupakan hal yang penting  untuk memperkenalkan, menginformasikan atau memengaruhi masyarakat agar membeli barang atau jasa yang ditawarkan oleh penyelenggara. Keberadaan media massa memiliki pengaruh yang begitu besar untuk menimbulkan daya tarik dan menciptakan citra merek atau brand bagi setiap produk yang  diiklankan. Memasuki era moderen, periklanan menemukan bentuk inovatif dengan karya-karya kreatif yang mengagumkan dan dilandasi oleh pemikiran kreatif yang dikemas secara apik salah satunya adalah iklan mobil Fiat karya Dave Hill. Iklan ini diproduksi dengan pemanfaatan teknologi digital imaging dengan cara menggabungkan beberapa objek foto menjadi sebuah ilustrasi fotografi yang unik dan menarik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui elemen visual yang terkandung pada iklan mobil Fiat  karya Dave Hill. Melalui metode penelitian deskriptif kualitatif,  yaitu mendeskripsikan pemecahan masalah secara sistematis yang ada berdasarkan data lapangan yang telah diperoleh melalui metode dokumentasi, kepustakaan dan internet. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori elemen visual meliputi teori ilustrasi fotografi dan tipografi yang digunakan untuk menganalisis tentang elemen visual pada iklan tersebut. Elemen yang dibahas meliputi ilustrasi fotografi, copywritting, dan tipografi.Advertising is essential in order to  introduce, inform or influence people to purchase goods or services offered by cooporate. The existence of mass media has such an enormous influence to create attraction for every product through advertisement. In an effort to create a product branding, it is  required for creative foundation for the advertisement so that it can affect people's to buy the product offered. Entering the modern era, advertising finds innovative forms with amazing creative works and is based on well-crafted creative thinking one of which is Fiat's advertisement by Dave Hill. This ad is produced with the use of digital imaging technology by combining multiple photo ointo a unique and exciting photography illustration. As a marketing strategy, Fiat car ads are also packed in the form of a story or story telling that raises the perception or meaning of the ad. The purpose of this study is to determine the visual elements contained in Dave Hill's Fiat ad. Through qualitative descriptive research method, as for the stages in the research that is describing systematic problem solving based on field data that has been obtained through documentation method, library and internet. Theories used in this study is the theory of visual elements include theories of photographic illustration and typography used to analyze the visual elements in the ad. The visual element covered include photographuc illustration, copywritting, and typography.
Analisis Wacana Kritis Model Van Dijk Dalam Program Acara Mata Najwa Di Metro Tv I Nyoman Payuyasa
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 5 (2017): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.653 KB) | DOI: 10.31091/sw.v5i0.188

Abstract

Televisi merupakan media yang menayangkan program acara sebagai sebuah wadah yang strategis, bagi kelompok sosial dan politik untuk tampil dengan berbagai olahan wacana. Salah satu program acara televisi yaitu Mata Najwa di Metro TV merupakan program yang memiliki rating peringkat dua di Indonesia berdasarkan survei KPI. Program Mata Najwa sering mengundang tokoh-tokoh dari berbagai kalangan masyarakat, tokoh politik, dan pemerintah. Acara ini berbagai macam praktik pembentukan wacana bisa muncul. Wacana yang baik harusnya memberikan bayangan yang utuh dan jelas kepada lawan tutur, sehingga tidak menimbulkan banyak persepsi. Dalam kajian analisis wacana, analisis wacana kritis model Van Dijk adalah salah satu model yang memandang bahasa berkaitan dengan kekuasaan, ideologi, serta politik. Berlandaskan hal ini, penting dilakukan analisis wacana kritis model Van Dijk terhadap program acara Mata Najwa. Penelitian ini dianalisis tiga permasalahan, pertama analisis struktur makro, super struktur, dan struktur mikro. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif, dengan metode observasi sebagai metode pengumpulan data. Hasil penelitian ini adalah secara struktur makro, super struktur, dan struktur mikro, wacana bisa digunakan sebagai sebuah sarana untuk pembentukan opini penutur melalui pilihan kata, susunan kalimat, dan gaya yang tepat.Television is a medium that shows the program as a strategic place for social and political groups to come up with various discourse processes. One of the television programs that is Mata Najwa in Metro TV is a program that has a rating of two in Indonesia based on KPI survey. The Mata Najwa Program often invites figures from various societies, political figures, and governments. In this program, a variety of discourse formation practices can emerge. Good discourse should provide a complete and clear shadow to the interlocutors, so that it does not cause a lot of perceptions. In the study of discourse analysis, critical discourse analysis of Van Dijk model is one of the models that look language related to power, ideology, and politics. Based on this, it is important to conducted critical discourse analysis of Van Dijk model to the Mata Najwa program. In this study, we analyzed three problems, first analysis of macro structure, super structure, and micro structure. This research uses descriptive qualitative research design, with observation method as data collection method. The results of this research are macro structures, super structures, and micro structures, discourse can be used as a medium for the formation of speaker opinions through word choice, sentence structure, and proper style.
Gaya Dan Teknik Perancangan Ilustrasi Tokoh Pada Cerita Rakyat Bali I Putu Arya Janottama; Agus Ngurah Arya Putraka
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 5 (2017): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.156 KB) | DOI: 10.31091/sw.v5i0.189

Abstract

Pentingnya melestarikan cerita rakyat Bali dengan melakukan studi visual pada tokoh-tokoh yang ada kemudian dikembangkan sebagai acuan dalam menciptakan perancangan ilustrasi karakter Cerita Rakyat Bali. Pembelajaran di program studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar, menyangkut studi terkait visualisasi yang membahas karakter tokoh pada cerita rakyat Bali belum ada. Kencendrungan gaya/studi visual yang diangkat lebih lebih mengacu kepada gaya luar Bali, dan juga terbatasnya kemampuan mahasiswa untuk mengenal tokoh-tokoh cerita rakyat Bali, menjadikan penelitian ini penting dilaksanakan. Kajian visual dan teknik perancangan yang tepat yang nantinya akan diperlukan dalam pembuatan model untuk mendukung tahapan pra produksi yang dilaksanakan dalam perancangan karakter untuk komik, cergam maupun animasi. Data yang mendukung studi visual perancangan karakter dalam bentuk primer dan skunder dikumpulkan melalui teknik observasi, kepustakaan, dokumentasi dan internet. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang kemudian hasil dari analisa data digunakan sebagai bahan dalam perancangan tokoh cerita rakyat Bali. Harapannya hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai pengayaan bahan ajar dalam menciptakan karakter tokoh lokal Bali pada mata kuliah animasi dan ilustrasi tradisi, serta dapat sebagai referensi mahasiswa program studi Desain komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar yang akan mengambil tugas akhir.The importance to preserving Balinese folklore by doing visual studies on the characters that existed then developed as a reference in creating the character of the Balinese folklore. In the process of learning in the Visual Communication Design course of the Faculty of Art and Design of the Indonesian Art Institute of Denpasar, a visualization-related study that discusses the character of characters in Balinese folklore does not yet exist. Style visual studies that are raised more refers to the outer style of Bali, and also the limited ability of students to recognize the characters of Balinese folklore, making this research important to do. Visual studies and signs that will be required in the making of models to support pre-production stages are implemented in the design of characters for comics, cenggam and animation. Data supporting visual studies of character design in primary and secondary forms were collected through observation, literature, documentation and internet techniques. This research used qualitative approach which then result from data analysis is used as material in designing character of animation of Balinese folklore character. Hopefully the result of this research can be used as the enrichment of teaching materials in creating the character of local Balinese figures in animation courses and illustrations of tradition, and can be as refrensi of Visual Communication Design course students who will take the final project.
Takeh Dalam Tari Condong Legong Saba: Teknik, Gaya, Dan Rasa I Wayan Adi Gunarta
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 5 (2017): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.47 KB) | DOI: 10.31091/sw.v5i0.190

Abstract

Tari Legong sebagai salah satu tari klasik di Bali, telah mengalami kristalisasi artistik yang tinggi dan memiliki standar gerak yang baku. Berdasarkan wilayah gaya tarinya, salah satu tari Legong yang terkenal di Bali adalah Tari Legong Saba di Desa Saba, Blahbatuh, Gianyar, Bali. Khususnya Tari Condong Legong Saba memiliki kekhasan takeh dan perbendaharaan gerak yang berbeda dengan jenis Tari Condong lainnya di Bali. Condong Legong Saba cukup populer dan banyak dipelajari oleh para penari atau praktisi tari baik yang berasal dari Bali maupun di luar Bali. Diperlukan keseriusan agar dapat menggali dan mempelajari originalitas takeh Tari Condong Legong Saba. Penelitian Takeh dalam Tari Condong Legong Saba bertujuan untuk: menganalisis takeh Tari Condong Legong Saba; meneliti teknik, gaya, dan rasa takeh Tari Condong Legong Saba. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, studi kepustakaan, dan dokumentasi. Data penelitian yang terkumpul dianalisa, dideskripsikan, disajikan, dan ditarik kesimpulan. Hasil penelitian yang didapatkan adalah pengertian dan uraian terkait takeh dalam Tari Condong Legong Saba yakni, gaya yang berkaitan dengan sikap tubuh dalam menari sesuai dengan tuntutan karakter tari yang dibawakan, sebagai sebuah kesatuan keseimbangan antara kualitas gerak tari dan kualitas rasa tari.Legong as one of the classical dance in Bali has been artistically crystalized and performed its own standard movement. In accordance to its movement territory, legong Saba dance from Saba Village, Gianyar Regency, becomes one of the most popular legong dances in Bali. This legong, the Condong Legong Saba dance, owns a particular takeh and movement repertory compared to other Condong dances in Bali. This Saba Condong Legong dance is relatively popular and learnt by numerous dancer or dance practitioners both from local and outside part of Bali. In fact, a seriousness was essentially needed in order to dig out and study the originality of the Condong Legong Saba dance’s takeh.This is a descriptive qualitative research which is aimed at: analysing the takeh of Condong Legong Saba dance; researching the technique, style and the taste of the Condong Legong Saba takeh. The data were collected through interview, observation, library research and documentation. The collected data were analysed, described, presented and concluded. The result shows that takeh in Condong Legong Dance is claimed as style, the relation of body posture while dancing in accordance to the performed character as a harmony, as a unity between the quality of the dance movement and the quality of the dance’s taste.
Bahasa Rupa Kartun Konpopilan Pada Koran Kompas Tahun 2016 I Wayan Nuriarta; I Gede Agus Indram Bayu Artha
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 5 (2017): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.28 KB) | DOI: 10.31091/sw.v5i0.191

Abstract

Untuk menghadirkan humor ataupun kritik sosial, sebuah kartun pada koran biasanya memanfaatkan dua teks yaitu teks visual dan teks verbal. Kedua teks tersebut sangat diperlukan karena saling membutuhkan satu sama yang lainnya. Sementara kartun Konpopilan yang hadir pada Koran Kompas Minggu justru berbeda. Kartun ini dengan tegas menyatakan ‘dirinya’ adalah sebuah karya komunikasi visual yang hanya menggunakan teks visual tanpa teks verbal. Latar belakang tersebut menjadikan penelitian ini dilakukan dengan tujuan; (a) Untuk mendeskripsikan bahasa rupa kartun Konpopilan pada Koran Kompas tahun 2016, (b) Untuk mendeskripsikan makna denotasi dan makna konotasi kartun Konpopilan pada Koran Kompas tahun 2016. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahasa rupa kartun Konpopilan berisi Isi wimba berupa manusia bercaping dan berbagai satwa, Cara Wimbanya menggunakan ukuran very long shot, long shot, medium long shot, Tata Ungkap Dalam memanfaatkan cara wimbanya dengan sudut pengambilan wajar, Tata Ungkap Luar tidak terdapat pada kartun dengan gaya ungkap 1 panil, namun terjadi pada penggambaran strips yang memanfaatkan lebih dari 1 panil. Makna denotasinya adalah sebuah narasi seorang manusia bercaping bersama para satwa yang hadir pada tiap panil dengan makna konotasi sebagai sebuah kartun kritik terhadap manusia dalam menjaga lingkungan.To bring humor or social criticism, a cartoon on newspapers usually uses two kinds of text, such as visual text and verbal text. Both of them are reinforcing the message that delivered by the cartoonist, either humor or criticism. If one of these texts does not exist, the message will be very difficult to understand as they need each other.  Konpopilan cartoon is published in Kompas newspaper every Sunday is different. This cartoon firmly states 'itself' is a work of visual communication. That background study brought this research has some objectives, such as; (a) To describe the visual language that the Konpopilan cartoons were published in Kompas Newspaper in 2016, (b) To describe the meaning of denotation and connotation of Konpopilan cartoons in Kompas newspaper in 2016. This research used Qualitative research. Konpopilan cartoon uses visual language, such as; Isi Wimba that presented by a person who wears a traditional woven bamboo hat and animals, Cara Wimba uses very long shot, long shot, and medium long shot, Tata Ungkap Dalam uses normal perspective, Tata Ungkap Luar is not presented in 1 frame cartoon style but presented by strip comics which uses more than one frame. Denotation meaning of this cartoon is described by the person who wears a traditional woven bamboo hat and some animals that has connotation meaning as a cartoon focusing on social criticsm; how human being should take care of the environment.
Faktor Penyebab Tidak Didaftarkannya Hak Cipta Oleh Seniman Akademik Penghasil Karya Seni di Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar Ni Wayan Masyuni Sujayanthi
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 5 (2017): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.491 KB) | DOI: 10.31091/sw.v5i0.192

Abstract

Institut Seni Indonesia Denpasar merupakan gudang lahirnya berbagai macam karya seni yang tentunya harus mendapat perlindungan hukum agar tidak terjadi plagiarisme dari pihak lain khususnya dikalangan para akademisi seni. Fenomena yang terjadi seniman akademik di Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar banyak yang tidak melindungi hak cipta dari karya seni yang dihasilkan, sehingga tujuan penelitian ini untuk mengetahui alasan - alasan yang menyebabkan para seniman akademik di Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar tidak melindungi hak ciptanya, sehingga dapat memberikan gambaran keadaan para seniman akademik yang kurang mengapresiasi perlindungan hak kekayaan intelektual sebagaimana Undang – undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta sehingga kedepannya dapat memberikan motivasi kepada para seniman akademik untuk mendaftarkan Hak Cipta karya seni yang dihasilkan.Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dimana sumber data berupa data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kuisioner, wawancara, dan studi pustaka kemudian diolah dan disajikan secara deskriptif dengan membuat kesimpulan. Hasil dari penelitian ini berdasarkan hasil kuisioner dan wawancara maka dapat memberikan penjelasan mengenai alasan - alasan dari para seniman akademik di Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar tidak melindungi hak cipta dari hasil karya seninya yaitu tidak mengetahui lembaga yang berwenang untuk mendaftarkan hak cipta terhadap hasil karya seni ; tidak mengetahui prosedur atau mekanisme pendaftaran hak cipta terhadap hasil karya seni ; biaya untuk melakukan pendaftaran hak cipta terhadap hasil karya seni sangat mahal ; karena karya seni yang diciptakan bersifat kolektif, social, dan untuk pengabdian masyarakat ; karya seni yang diciptakan didanai oleh pemerintah atau si pencipta sebagai pemenang hibah dan mempunyai kewajiban untuk membuat suatu karya ; belum ada keharusan untuk mendaftarkan karya seni.Indonesian Arts Institute of Denpasar is a repository of the creation of various artworks that should have legal protection to avoid plagiarism from other parties especially among art academicians. The existing phenomenon is that many academic artists at Faculty of Performing Arts of the Indonesian Arts Institute of Denpasar do not protect the copyrights of the artworks produced, therefore this article discusses the reasons why the academic artists at the Performing Arts Faculty of the Indonesian Arts Institute of Denpasar did not protect their  copyrights, to give an illustration  on the condition of the academic artists who are less appreciative to  Law Number 28 of 2014 on Copyrights so in the future it can motivate academic artists to register the copyrights of their artworks. The research method applied is qualitative research with phenomenological approach where the data sources are in the form of primary data and secondary data. The data were collected through questionnaire, interview, and literature study then descriptively processed and presented by drawing conclusion. The results of this study provide an explanation on the reasons why the academic artists at the Faculty of Performing Arts of the Indonesian Arts Institute of Denpasar did not protect the copyright of their artworks, namely, they did not know the authorized institutions to register the copyrights of their artworks; did not know the procedures or mechanism to register the copyrights of their artworks; the cost for the registration of the artwork copyrights is very expensive; the artworks created are collective, social and for community services; the artworks created are funded by government or the creators as the grant receivers and have obligations to create works; no requirement to register artworks.

Page 1 of 1 | Total Record : 8